Selasa, 15 Maret 2011

- JEJAK MERAPI



Merapi, dengan ketinggian puncak per tahun 2006 sekitar 2.968 m dpl merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Merapi merupakan gunung api teraktif di Indonesia yang sejak tahun 1548 telah meletus sebanyak 68 kali dan menurut catatan modern Merapi mengalami erupsi atau puncak keaktifan setiap 2 sampai 5 tahun sekali. Meskipun demikian, gunung yang lereng sisi Selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, DIY dan sisanya beradap di wilayah Propinsi Jawa Tengah, yaitu lereng sisi Barat beradadi Kabupaten Magelang, lereng sisi Utara dan Timur berada di Kabupaten Boyolali dan lereng sisi Tenggara di Kabupaten Klaten ini dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat sampai dengan ketinggian 1.700 m dpl atau hanya berjarak sekitar 4 km dari puncak.
Letusan Merapi yang membawa dampak besar tercatat di tahun 1006 (dugaan), tahun 1786, tahun 1822, tahun 1872 dan tahun 1930. Berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik ahli geologi Belanda, van Bemmelen, letusan tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu vulkanik sehingga van Bemmelen berteori, letusan ini menyebabkan pusat Kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Sementara itu, letusan tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4 dan letusan tahun 2010 yang baru lalu diperkirakan memiliki kekuatan yang mendekati bahkan menyamai letusan tahun 1872. Sedangkan letusan tahun 1930 merupakan letusan dengan korban jiwa terbanyak karena menewaskan 1.400 orang dan menghancurkan 13 desa.
Selanjutnya, masih segar dalam ingatan kita akan letusan Merapi beberapa bulan yang lalu atau tepatnya pukul 17:02 WIB tanggal 26 Oktober 2010 setelah sebelumnya sejak tanggal 21 Oktober 2010 pukul 18:00 WIB status Merapi ditingkatkan dari “waspada” menjadi “siaga” dan pada tanggal 25 Oktober 2010 status Merapi meningkat menjadi “awas” sehingga seluruh warga yang bertempat tinggal dalam radius 10 km harus diungsikan ke wilayah yang lebih aman. Letusan tanggal 26 Oktober 2010 ini Merapi menyemburkan material vulanik setinggi +/- 1,5 km yang disertai dengan keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharji, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Letusan ini menelan korban jiwa sebanyak 165 orang, termasuk juru kunci Merapi, mbah Maridjan yang bergelar bergelar Mas Penewu Surakso Hargo. Mbah Maridjan ditemukan tewas di kediaman yang terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang berjarak hanya 5 km dari puncak Merapi dengan posisi bersujud menghadap arah Utara yang menandakan beliau sudah pasrah akan hidupnya dan pengabdian seumur hiudp kepada Sultan junjungannya yang telah memerintahkannya untuk menjaga Merapi. Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur dan pada tanggal 28 Oktober 2010, Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB. Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November yang menandai fase baru karena magma telah mencapai lubang kawah. Namun letusan kali ini berbeda dari karakter letusan Merapi biasanya, karena tidak terjadi pembentukan kubah lava baru melainkan peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November 2010.

Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010 yang menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul 15:00 WIB terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 27 km dari puncak, Kota Magelang, dan pusat Kota Wonosobo yang berjarak sekitar 50 km. Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian Utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap, bahkan menurut laporan, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor.
Pada tanggal 11 sampai 13 Maret 2011, kami berkesempatan untuk melihat secara langsung jejak yang ditinggalkan oleh letusan Merapi tanggal 26 Oktober 2010 lalu. Tidak banyak kata – kata yang dapat kami ucapkan melihat apa yang tersisi di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Sleman karena yang tersisa hanya reruntuhan gapura, puing - puing pondasi rumah, puing - puing bagian atas rumah karena bagian bawahnya telah tertimbun material vulkanik Merapi dan bangkai sebuah mobil yang hancur disapu awan panas. Semuanya nampak gersang dan panas serta berdebu.
Di salah satu tempat, terdapat sebuah gubuk yang bertuliskan "rumah mbah Maridjan", gubuk itu adalah gubuk yang didirikan sebagai simbol yang menandakan bahwa di bawahnya terdapat sebuah rumah atau bekas sebuah rumah yang sempat menjadi tempat tinggal sang juru kunci Merapi. Saat kami mengunjungi wilayah Merapi, Merapi sudah tidak lagi menunjukkan keganasannya, namun bahaya belum juga reda karena banjir lahar dingin masih menghantui warga yang tinggal disekitar Merapi. Sebagai sebuah contoh terputus jalan menuju Kali Gendol karena jembatan yang menghubungkan kedua sisi jalan runtuh diterjang lahar dingin Merapi. Sementara di wilayah Kali Gendol, kami tidak dapat melihat lagi aliran atau lekuk – lekuk sungai karena sungai telah tertutup oleh ratusan bahkan ribuan ton material vulkanik. Yang tersisa hanya beberapa sisa bangunan dan bebatuan besar serta pohon - pohon kelapa yang tidak lagi hijau.
Namun Tuhan Maha Adil, tidak ada bencana yang tak akan usai, jeritan dan tangisan pun akan tergantikan dengan tawa, kesedihan pun akan digantikan dengan kegembiraan seperti sebuah tunas pohon tumbuh dengan segar, menandakan suatu harapan baru sehabis bencana.


Narasi : Nugroho D. Adji
Photoes : Nugroho D. Adji and A. Herita Dri Kuntari
Sumber : Wikipedia terjemahan bebas

Photo - photo lain bisa dilihat di
http://www.facebook.com/home.php#!/profile.php?id=579909708

Tidak ada komentar: